Mengenal tentang Kecerdasan (IQ)

 

Mengenal tentang Kecerdasan (IQ)

Pengantar

Kecerdasan adalah kemampuan berpikir rasional, belajar efektif, memahami ide-ide yang kompleks, dan beradaptasi ke lingkungan. Dengan demikian, kecerdasan sebenarnya adalah kemampuan umum yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang pada berbagai tugas kognitif.

IQ (Intelligence Quotient) merupakan kuantifikasi kecerdasan individu relatif terhadap rekan-rekan dari mausia yang lainnya. IQ adalah salah satu unsur psikologi yang paling diwariskan. ciri-ciri psikologi, dan skor individu pada ates IQ modern adalah prediksi yang baik dari banyak kehidupan manusia, termasuk keberhasilan pendidikan dan karir, kesuksesan, kesehatan, umur panjang, dan bahkan kebahagiaan (Gottfredson 1998).

Pengertian

Secara umum kecerdasan intelektual adalah kemampuan potensial seseorang untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat–alat berpikir. Kecerdasan ini bisa diukur dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang.

Kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) merupakan kecerdasan dasar yang berhubungan dengan

proses kognitif, pembelajaran (kecerdasan intelektual) cenderung menggunakan kemampuan matematis-logis dan bahasa, pada umumnya hanya mengembangkan kemampuan kognitif (menulis, membaca, menghafal, menghitung dan menjawab). Intelegensi berasal dari bahasa inggris " intelligence "yang juga berasal dari bahasa latin yaitu "intellectus dan intelegentia atau intellegere".

IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai orang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ.

Ukuran dan Tes Intelegensi

Tes Intelegensi ialah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkap taraf kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berfiki, bertindak dan menyesuaiakan diri, secara efektif.

Nilai tes intelegensi sering dihubungkan dengan unsur usia, sehingga menghasilkan IQ (satuan intelegensi) untuk mengetahui bagaimana kedudukan relative orang yang bersangkutan bila dibandingkan dengan sekelompok umur sebayanya ini dapat di ungkapkan dengan tes.

Hasil tes ini dipergunakan untuk membandingkan peolehan (prestasi belajar) siswa dalam bidang studi dengan kemampuan mental umum mereka lebih khusus,siswa-siswa yang mencapai prestasi belajar di bawah kemampuan yang diharapkan dari padanya dapat diidentifikasi.

Tes IQ pertama kali dibuat oleh Alfred Binet, psikolog asal Prancis, pada awal abad ke-20. Bentuk tes aslinya, Stanford-Binet, masih digunakan sampai sekarang. Kemudian, tes ini dikembangkan lagi oleh psikolog Charles Spearman dengan konsep kecerdasan secara keseluruhan atau kemampuan mental dalam melakukan berbagai tugas kognitif.

Beberapa aspek yang dinilai termasuk kemampuan berbahasa, matematika, penyimpanan memori, kecepatan dalam memproses atau mempelajari sesutatu, pemrosesan visual, serta kemampuan dalam daya tangkap dan penalaran.

1)

Klasifikasi IQ berdasarkan Skala Stanford Binnet

170 dan keatas : Genius

140-169 : Very Superior

120-139 : Superior

110-119 : High Average

90-109 : Average

80-89 : Low Average

70-79 : Borderline Mental Retardation

2)

Klasifikasi Lainnya

> 140 Genius

> 130 Gifted

> 120 Superior

90- 100 Normal

60 - 79 Debil

40 -55 Imbesil

> 30.8 Idiot

Saat ini ada edisi kelima dari Skala Stanford-Binet (SB5) yang dikembangkan oleh Gale H. Roid dan diterbitkan pada tahun 2003 oleh Riverside Publishing; sebagai berikut (sumber : Wikipedia) :

skala-IQ-Stanford-Binnet.jpg

Dalam psikologi, kecerdasan manusia tersebut umumnya dinilai dengan skor IQ yang ditentukan oleh tes IQ. Namun, sementara skor tes IQ menunjukkan tingkat reliabilitas antar tes yang tinggi, dan memprediksi bentuk pencapaian tertentu secara lebih efektif, validitas konstruknya sebagai ukuran holistik kecerdasan manusia dianggap meragukan.

Sementara tes IQ umumnya dipahami untuk mengukur beberapa bentuk kecerdasan, tetapi masih dipertanyakan untuk ukuran yang akurat dari definisi kecerdasan yang lebih luas termasuk misalnya kreatifitas dan kecerdasan sosial. Menurut psikolog Wayne Weiten, Tes IQ adalah ukuran valid dari jenis kecerdasan yang diperlukan untuk berhasil dalam pekerjaan akademis. Sehingga akhirnya kemudian muncul Teori Kecerdasan Majemuk - Multiple Intellegences

Fungsi Kecerdasan Intelektual

Pada dasaranya setiap manusia merupakan makhluk yang diberi akal pikiran yang lebih tbaik dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Akal dan pikiran manusia dapat membentuk sebuah kecerdasan dan beberapa fungsi adanya kecerdasan tersebut adalah :

  1. Menyimpan pengetahuan.
  2. Mendapatkan pengetahuan yang baru.
  3. Dapat memahami sesuatu dengan pemaknaan yang lebih dalam.
  4. Dapat meingkatkan pengetahuannya.

Tujuan Tes Intelegensi

Tujuan dilaksanakannya Tes Intelegensi antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Tes intelegensi dapat digunakan menempatkan siswa pada jurusan tertentu.
  2. Untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki IQ di atas normal.
  3. Tes intelegensi dapat digunakan untuk mendiagnosa kesukaran pelajaran dan mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan setara.
  4. Tes intelegensi dapat digunakan untuk memprediksi hasil siswa dimasa yang akan datang, dan juga sebagai media untuk mengawali proses konseling.
  5. Tes intelegensi dapat digunakan siswa untuk mengenali dan memahami dirinya sendiri dengan lebih baik, serta mengetahui kemampuannya.
  6. Untuk mengukur kemampuan verbal, mencakup kemampuan yang berhubungan dengan simbol numerik dan simbol-simbol abstrak lainnya.
  7. Alat prediksi kinerja yang efektif dalam banyak bidang pekerjaan serta aktivitas-aktivitas lain dalam hidup sehari-hari.

Faktor Yang Mempengaruhi IQ

IQ seseorang bersifat multifaktorial dan ditentukan oleh banyak faktor. Alam dan lingkungan hidup seseoranng bekerja sama dalam menentukan kecerdasan manusia. Walaupun faktor pembawaan atau genetik memainkan peran penting pada IQ individu, namun berbagai faktor lingkungan yang dapat berpengaruh seperti pendidikan, kelahiran prematur, nutrisi, polusi, penyalahgunaan obat dan alkohol, penyakit mental, dan penyakit tertentu dapat memengaruhi IQ seseorang. Faktor-faktor yang dapat lingkungan ini dapat memperkuat atau melemahkan faktor pembawaaan atau genetik.

1)

Genetik

Gen seseorang memang mempengaruhi kecerdasan dan IQ. Sebuah studi telah menempatkan komponen genetik pada tingkat yang berbeda mulai dari 30-80%, tetapi disepakati bahwa tingkat pengaruh genetik meningkat seiring bertambahnya usia, setidaknya dari masa kanak-kanak hingga dewasa awal.

Studi juga menunjukkan bahwa proporsi variabilitas IQ antara individu dewasa yang dapat dipertanggungjawabkan oleh gen adalah 60-80%. Struktur dan fungsi otak - berkontribusi pada tingkat kecerdasan seseorang. Fitur khusus yang dapat mempengaruhi IQ termasuk ukuran dan bentuk lobus frontal, jumlah darah dan aktivitas kimia di lobus frontal, jumlah total materi abu-abu di otak, ketebalan keseluruhan korteks dan tingkat metabolisme glukosa.

Jalur yang berfungsi dengan baik berkorelasi dengan fungsi otak yang lebih baik, efisiensi otak dan pemrosesan informasi, yang semuanya mengarah pada skore IQ yang lebih baik. Perlu dicatat bahwa korelasi dengan ukuran otak tidak sederhana. Autisme juga berkorelasi dengan ukuran otak, yang kemungkinan besar dikendalikan oleh gen, meskipun tentu saja kondisinya ada jalur saraf yang terganggu pada autisme.

2)

Faktor lingkungan

Seseorang mungkin secara genetik cenderung memiliki volume, struktur, dan jalur otak tertentu - tingkat kecerdasan tertentu yang ditentukan secara biologi - tetapi seberapa banyak yang terjadi tidak didasarkan pada faktor biologi saja. Jenis kehidupan yang dijalani seseorang juga mempengaruhi kecerdasan.

Para peneliti sering mempelajari anak kembar yang telah dipisahkan sejak lahir untuk memahami lebih lanjut peran yang dimainkan alam dan pengasuhan dalam kecerdasan manusia. Mereka berteori bahwa jika kecerdasan murni biologis, kembar identik yang dipisahkan saat lahir seharusnya masih memiliki IQ yang sama.

Tapi itu tidak selalu terjadi, mereka menemukan. Efek genetik menyebabkan anak-anak cerdas mencari lingkungan yang lebih merangsang yang selanjutnya meningkatkan IQ. Program yang bertujuan untuk meningkatkan IQ kemungkinan besar akan menghasilkan peningkatan IQ jangka panjang jika program tersebut menyebabkan anak-anak terus mencari pengalaman yang menuntut secara kognitif.

Studi terbaru menunjukkan bahwa pelatihan dalam menggunakan memori kerja seseorang dapat meningkatkan IQ. Tetapi tidak jelas berapa lama perbaikan bertahan setelah pelatihan berhenti. Perbaikan dalam kebijakan gizi telah terlibat dalam peningkatan IQ di seluruh dunia. Nutrisi prenatal dan awal terkait dengan struktur otak, perilaku dan kecerdasan. Terdapat bukti bahwa pemberian makanan bergizi tinggi pada bayi yang sangat prematur, terutama laki-laki, dapat membantu mengurangi hilangnya ukuran otak dan IQ yang sering dialami oleh bayi-bayi tersebut. defisiensi Seng (Zn), Zat Besi (Fe), Asam Folat, Yodium, Vitamin B12 dan kekurangan protein juga dapat menyebabkan IQ menjadi rendah.

Referensi :

Wikipedia dan berbagai sumber lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Wali dan Makamnya se Nusantara

Lirik Lagu Kangen - Tony Q Rastafara